Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa sepanjang zaman tidak ada fitnah yang lebih dahsyat daripada fitnah Dajjal.
مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ
تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
“Allah
tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari
Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani
20/212)
Bahkan di dalam hadits lain Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan
bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di
dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ
أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ
مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari
Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal
Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau
bersabda:”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti
dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah
sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan
tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun
besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 5/389)
Berdasarkan
hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang
munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah.
Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai
kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang masalah.
Mengingat
bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang
mendahului kemunculannya tentu berkaitan erat dengan fihak yang memang
menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling
banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:
كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ
فِي الْأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan
mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)
Ayat
di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan
Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”aktor
intelektual” di balik berbagai peperangan besar dan kekacauan sepanjang
zaman. Mereka merupakan biang provokasi di berbagai belahan bumi, baik
di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula fihak di
belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh
manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan
menerima siksa yang pedih. Mereka
itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan
akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.”
(QS Ali Imran 21-22)
َيخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ
مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ الْيَهُودِ عَلَيْهِمْ التِّيجَانُ
“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama
70.000 orang yahudi yang mengenakan topi.” (Ahmad 26/412)
Dan mengingat bahwa ummat Islam merupakan fihak yang senantiasa berjuang menegakkan kebenaran ma’ruf dan mencegah kebatilan munkar, maka pantas bilamana Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kedua entitas ini bakal berhadapan vis a vis. Satu fihak dipimpin oleh Al-Mahdi bersama Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan satu fihak dipimpin oleh Dajjal. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa peristiwa berperangnya kedua fihak ahlul-haq versus ahlul-bathil ini menjadi salah satu syarat atau tanda penting sebelum tibanya hari Kiamat kelak.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ
مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ
يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
Dari
Abu Hurairah,sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam
bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga kaum Muslimin
memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu & pohon
lalu batu atau pohon berbicara
“Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah
dia,” kecuali ghorqod sebab ia sungguh termasuk pohon orang Yahudi.” (Muslim 4/140)
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ
وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Dajjal tidak akan muncul
sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk
mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 34/3)
0 komentar:
Posting Komentar